Senin, 23 November 2015

MAKALAH INSTRUMENTASI TES

MAKALAH INSTRUMENTASI TES

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebelum melaksanakan tes psikologis kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai prinsip-prinsip pengadministrasian tes/inventori, terutama prinsip dasarnya, hal yang perlu diperhatikan dalam pengadministrasian tes, dan tata tertib dalam pengadministrasian tes tersebut.
Jika hal tersebut sudah terlaksana dengan baik, kemungkinan pengadministrasian tes dapat berjalan dengan lanjcar dan sesuai dengan yang di inginkan baik itu bagi testi maupun bagi tester.
Pda makalah ini akan dibahas mengenai prinsip dasarnya, hal yang perlu diperhatikan dalam pengadministrasian tes, dan tata tertib dalam pengadministrasian tes.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa saja prinsip dasar dalam perimbangan untuk menentukaan tes yang akan digunakan?
2.      Hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam pengadministrasian tes?
3.      Bagaimana tata tertib pelaksanaan tes?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui prinsip dasar dalam perimbangan untuk menentukaan tes yang akan digunakan
2.      Untuk mengetahui Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengadministrasian tes
3.      Untuk mengetahui tata tertib pelaksanaan tes
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Prinsip Dasar
Dasar perimbangan awal untuk jenis tes yang digunakan adalah menentukan terlebih dahulu untuk apa tes itu digunakan, apakah digunakan untuk mengukur kepribadian, intelegensi bakat dan minat. Setelah menentukan tujuan tes maka kita dapat menentukan tes yang akan digunakan.
Misalnya: seorang guru pembimbing ingin mengetahui intelegensi siswanya, maka tes yang digunakan adalah tes intelegensi. Jadi prinsip dasar tes adalah tes yang dilakukan sesuai dengan tujuan.[1]

Cara Pengadministrasian :
1.      Tahap persiapan
a.       Menyiapkan buku tes untuk testi
b.      Menyiapkan satu lembar kertas jawaban untuk testi
c.       Menyiapkan soal yang cukup besar, sehingga dapat dilihat oleh testi
2.      Akomodasi
a.       Testi duduk secara rileks dan tidak berdekatan satu sama lainnya
b.      Selama tes berlangsung testi tidak boleh terganggu oleh tester (pengetes)
3.      Prosedur testing
a.       Testi mengisi daftar hadir yang telah disediakan
b.      Tester membagikan lembaran jawaban
c.       Testi diminta untuk mengisi data atau identitas yang tercantum dalam lembaran jawaban
d.      Memberikan instruksi pada testi untuk tidak membuka buku tes sebelum ada perintah dari tester
e.       Membagikan buku tes pada testi
f.       Tester menjelaskan cara pengisian lembar jawaban kepada testi

B.     Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengadministrasian tes
1.      Keseragaman
Hal- hal yang diperlukan dalam pengadministrasian tes ini, salah satunya keseragaman, maksudnya apakah serasi atau seragam antara tes yang dilaksanakan tersebut dengan keadaan diri atau kondisi testi yang akan dites oleh tester. Petunjuk pelaksanaan atau penafsiaran harus sama, dalam hal ini tester harus orang yang benar-benar ahli dan pelatihannya harus benar.
2.      Pengenalan tes yang digunakan
Maksudnya apakah sebelumnya melaksanakan tes seorang tester harus memberi tahu kepada testi apa tes yang akan digunakan nantinya. Apakah tes intelegensi atau tes bakat dan minat.
Pengenalan tes sangat diperlukan baik dari pihak tester maupun testi agar keduanya sama-sama mengetahui penggunaan tes yang dilakukan.
Manfaat pengenalan tes bagi:
a.       Tester adalah tester yang dapat mengetahui karakteristik masing-masing tes yang harus dipergunakan sesuai dengan yang di inginkan.
b.      Testi adalah testi dapat mengetahui untuk apa dia di tes dan apa saja  yang dituntut dalam tes.

3.      Pengaturan fisik
Apakah fisik testi sudah dipersiapkan untuk tes atau belum, sehingga dengan demikian testi mampu melaksanakan tes yang baik.

4.      Waktu
Agar dapat menentukan waktu dengan tepat dan berapa tenaga yang diperlukan, terlebih dahulu harus mengetahui jumlah individu atau testi yang akan di tes dan tenaga yang dapat melaksanakan tes, atau jika yang dilaksanakan tes individu maka waktu yang dibutuhkan antara  60-90 menit. Tester harus jeli dan disiplin dengan waktu yang telah diterapkan.[2]

5.      Pemberian petunjuk
      Sebelum melaksanakan tes, tester harus memberi atau membacakan petunjuk dari pelaksanaan tes tersebut sehingga testi mengetahuinya, yaitu:
a.       Mengisi daftar hadir
b.      Testi mengerjakan tes dalam waktu 50 menit
c.       Tester mengumpulkan buku dan lembaran jawaban dan menghitungnya
d.      Testi di izinkan meninggalkan ruangan itu
e.       Mengisi berita acara

6.      Penciptaan raport
Membentuk hubungan baik antara tester dan testi, hendaknya situasinya dibuat sesantai mungkin.


7.      Pemberian waktu
Tester harus memberikan jumlah waktu pada tester agar testi mampu mengerjakan soal tes sebaiknya sesuai dengan waktu yang diberikan.

8.      Reaksi terhadap testi
Disaat pelaksanaan tes atau saat tes berlangsung apakah reaksi yang ada pada testi, apakah disaat melaksanakan tes testi tenang atau gelisah.

9.      Penerkaan jawaban leh testi
Tester harus memperhatikan testi saat menjawab soal dari tes,  bagaimana cara testi menerka atau menebak jawaban dari tes yang tidak diketahui oleh testi.

10.  Testing bagi tes khusus
Maksudnya testi yang mendapatkan hasil nilai paling tinggi atau diatas rata-rata pada testing pertama selanjutnya testi tersebut diberikan testing khusus untuk testi tersebut.
      Pelaksanaan dipergunakan oleh individu yang bersangkutan dan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan, objektif dalam testing.

11.  Pengenalan kebutuhan atau motivasi testi
Tes yang digunakan atau dilaksanakan hendaknya telah dikenali testi, sehinggga testi mengetahui apakah tes yang di ikuti benar-benar sesuai kebutuhan dan bermanfaat.
      Tester memberikan kepada testi sesuai kebutuhan testi terhadap testing karena mampu untuk  mengungkapkan intelegensi atau kemampuan dari testi dan apa motivasi testi untuk kedepannya setalah mengetaui hasil atau skor dari tes yang telah di ikuti.


12.  Pengenalan testi oleh tester
Tester mengenal testi tersebut bukan hanya sejedar nama saja, tetapi keseluruhannya termasuk logat bahasa yang digunakan oleh testi.

C.    Tata tertib pengadministrasian tes
Dalam pengadministrasian tes, tester dengan testi mengikuti tata tertib tertentu. Tester seharusnya mengawasi testi dengan baik dalam sikap testi maupun cara testi dalam mengisi tes. Tester memulainya dengan merencanakan, menetapkan, sampai mengolah hasil yang kemudian akhirnya nanti  hasil tersebut dikomunikasikan pada testi dengan aturan yang telah ditetapkan.[3]

Tata tertib pengadministrasian tes:
1.      Testi mengisi daftar hadir yang disediakan
2.      Tester membagikan lembaran jawaban
3.      Testi diminta untuk mengisi nama serta identitas yang tercantum dalam lembar jawaban
4.      Memberikan instruksi untuk tidak membuku buku tes sebelum ada perintah
5.      Membagikan buku tes
6.      Menjelaskan tujuan tes
7.      Memberikan kesempatan bertanya kepada testi kalau belum paham
8.      Semua tes harus dijawab oleh testi
9.      Setelah testi selesai melaksanakan tes, tester mengumpulkan lembaran jawaban dan menghitungnya
10.  Testi meninggalkan ruangan
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dasar perimbangan awal untuk jenis tes yang digunakan adalah menentukan terlebih dahulu untuk apa tes itu digunakan, apakah digunakan untuk mengukur kepribadian, intelegensi bakat dan minat. Setelah menentukan tujuan tes maka kita dapat menentukan tes yang akan digunakan.
Dalam pengadministrasian tes, tester dengan testi mengikuti tata tertib tertentu. Tester seharusnya mengawasi testi dengan baik dalam sikap testi maupun cara testi dalam mengisi tes. Tester memulainya dengan merencanakan, menetapkan, sampai mengolah hasil yang kemudian akhirnya nanti  hasil tersebut dikomunikasikan pada testi dengan aturan yang telah ditetapkan.

B.     Saran
Didalam pembuatan makalah ini tentunya penulis memiliki banyak kekeliruan yang mungkin tidak disadari oleh penulis. Dari itu, diharapkan kepada seluruh pembaca, jika menemukan kekeliruan dalam makalah yang kami buat ini, maka penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun, supaya penulis tidak lagi melakukan kesalahan yang sama. Dan demi mewujudkan karya-karya ilmiah yang lebih baik.





[1] Djumhur dan Muhammad Sury. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV Ilmu
[2] Raka Joni. 1975. Perencanaan Penyusunan Tes dalam Pengukuran  dan Penelitian Pendidikan. Malang Bank Evaluasi IKIP Malang
[3] Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar