MAKALAH KO/EKSTRAKURIKULER: "MADING"
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menulis merupakan kegiatan yang
hampir tidak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Terutama bagi
mereka yang berhubungan dengan pekerjaan sebagai tenaga administrasi, dosen,
guru, mahasiswa, siswa dan lain-lain. Damono (dalam Warastutik,1990:6)
menyatakan bahwa “ seseorang yang ingin memiliki keterampilan mengarang mau
tidak mau harus rajin mencari contoh yang baik. Dengan kata lain ia harus rajin
membaca “. Dari pernyatan tersebut jelas bahwa kemampuan menulis dapat dipupuk
dari rajin membaca dan salah satu media bacaan sekaligus media untuk menuangkan
karya-karya siswa adalah majalah dinding.
Kegiatan menulis memerlukan banyak tenaga,
waktu, serta perhatian yang sungguh-sungguh dan juga menuntut keterampilan yang
tidak dimiliki semua orang. Bahkan di kalangan guru-guru masih banyak yang
mengalami kesulitan menulis dengan benar. Dalam kenyataannya masih sedikit
sekali siswa yang dapat membuat karya tulis, baik yang digunakan dalam
lingkungan sekolah sendiri maupun untuk lingkungan luar sekolah (lomba). Jika
saat ini siswa tidak banyak menghasilkan karya tulis, tidak berarti mereka
tidak memiliki potensi untuk menulis. Pada dasarnya banyak siswa yang memiliki
potensi untuk menulis, hanya saja potensinya belum terasah karena tidak ada
upaya untuk meningkatkan keterampilan mereka dan tidak ada media sebagai tempat
untuk menyalurkan ide, gagasan dan kreativitasnya.,
Dalam makalah ini
penulis akan membahas mengenai pengertian dari majalang dinding, tujuan dari
majalah dinding, materi majalah dinding dal pelaksanaannya.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari majalah dinding?
2. Apa tujuan dari majalah dinding?
3. Apa saja materi dari majalah dinding itu?
4. Bagaimana pelaksanaan majalah dinding
disekolah?
c. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari majalah
dinding
2. Untuk mengetahui tujuan dari majalah
dinding
3. Untuk mengetahui materi dari majalah
dinding itu
4. Untuk mengetahui pelaksanaan majalah
dinding disekolah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Majalah Dinding (Mading)
Majalah dinding adalah salah satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling
sederhana. Disebut majalah dinding karena prinsip dasar majalah terasa dominan
di dalamnya, sementara itu penyajiannya biasanya dipampang pada dinding atau
yang sejenisnya.
Prinsip majalah tercermin
lewat penyajiannya, baik yang berwujud tulisan, gambar, atau kombinasi dari
keduanya. Dengan prinsip dasar bentuk kolom-kolom, bermacam-macam hasil karya,
seperti lukisan, vinyet, teka-teki silang, karikatur, cerita bergambar, dan
sejenisnya disusun secara variatif. Semua materi itu disusun secara harmonis
sehingga keseluruhan perwajahan mading tampak menarik. Bentuk fisik mading
biasanya berwujud lembaran tripleks, karton, atau bahan lain dengan ukuran yang
beraneka ragam. Ukuran yang tergolong relatif besar adalah 120 cm x 240 cm,
sedang yang lebih kecil lagi disesuaikan dengan situasi dan kondisinya.[1] Peranan majalah dinding yang tampak pokok sebagai salah satu
fasilitas kegiatan siswa secara fisikal dan faktual serta memiliki sejumlah
fungsi, yaitu :informatif, komunikatif, rekreatif, dan kreatif.
B.
Tujuan Majalah
Dinding (Mading)
Majalah sekolah atau majalah dinding sekolah mempunyai tujuan
khusus dalam mengembangkan kemampuan minat siswa, khususnya pengembangan bahasa
Indonesia. Adapun tujuannya, antara lain:
1. Sebagai
media komunikasi
Majalah dinding/majalah sekolah yang dipasang dan
diterbitkan di sekolah merupakan media komunikasi yang termurah
untuk menciptakan komunikasi antar warga sekolah. Melalui majalah
dan Mading setiap warga sekolah dapat menuangkan gagasan dan idenya melalui
berbagai macam ragam tulisan sehingga dapat dibaca oleh warga sekolah yang
lain. Penerbitan majalah dan pemasangan majalah dinding merupakan komunikasi
yang praktis mengingat bahan dan volume tulisan dapat diatur secara
elastis, disesuaikan dengan tema dan kondisi atau keperluan yang
aktual. Bila tema atau isu yang berkembang masalah lingkungan hidup, sangat
mungkin majalah dinding yang ada di sekolah akan lebih banyak didominasi oleh
tulisan, gambar, puisi, cerpen dan lain-lain yang berisi tentang lingkungan
hidup.
Dengan
adanya majalah dinding, bermacam informasi dapat disebarkan secara
mudah ke seluruh wilayah sekolah tersebut dan akan banyak hal yang
semula tidak diketahui akhirnya menjadi perbendaharaan pengetahuan,
baik yang bersifat praktis maupun yang perlu perenungan.
2. Sebagai
media kreativitas
Siswa
sebagai anak muda tidak pernah sepi dan kaya dengan kreativitas, termasuk
aktivitas ekpresi tulis. Melalui karya tulis pada majalah/Mading
dapat memberikan manfaat ganda, yaitu (a) dari sisi penulis, majalah/Mading
merupakan tempat untuk mencurahkan berbagai macam ide, beragam gagasan, pikiran,
daya cipta bahkan fantasi yang mengiringi perkembangan jiwanya perlu penyaluran
dan media untuk menuangkannya. Oleh sebab itu majalah/Mading merupakan wadah
kreativitas bagi siswa karena didukung oleh sifatnya yang mudah dilaksanakan
dengan biaya yang cukup murah, (b) dari sisi pembaca akan mendapatkan
penyaluran yang berkaitan dengan keinginan, cita-cita, kecintaan, kerinduan,
keprihatinan dan berbagai pikiran lain yang tidak dapat disalurkannya sendiri.
Dengan membaca tulisan-tulisan teman atau orang lain, terlepaslah ia dari
berbagai gejolak yang ada dalam dirinya. Majalah/Mading dapat
menjadi tuangan aspirasi diri bagi pembaca yang telah dituliskan oleh orang
lain dan menjadi sarana bersama penulisnya untuk berpendapat
tentang sesuatu, berkeinginan, berkomentar, berolok-olok, mengkritik
serta masih banyak lagi yang lain.
3. Sebagai
media untuk meningkatkan keterampilan menulis
Melalui majalah/
Mading, setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melatih diri dalam
membuat tulisan. Kebiasaan dan keterampilan menulis tidak terjadi dalam
seketika atau secara otomatis, melainkan terjadi melalui proses pembelajaran
dan latihan. Siswa yang memiliki kebiasaan dan keterampilan menulis, cenderung
memiliki wawasan dan cara berpikir yang sistematis, kritis dan analitis.
4. Sebagai
media untuk membangun kebiasaan membaca
Jika
majalah dinding dikemas dengan baik, akan dapat menarik perhatian siswa untuk
melihat dan membacanya sehingga majalah/Mading dapat dipakai sebagai satu media
untuk meningkatkan kebiasaan membaca. Jika hal tersebut terjadi, maka
majalah/Mading tidak akan pernah sepi dari siswa-siswa yang akan membacanya dan
terbuka peluang bagi siswa tidak hanya sekedar untuk membaca, namun dapat
menimbulkan insipirasi bagi siswa untuk menuangkan gagasan, ide dan
kreativitasnya dalam majalah/Mading. Dengan demikian siswa tidak
hanya sebagai pembaca tetapi juga sebagai penulis.
5. Sebagai
pengisi waktu
Majalah/Mading
dinding dapat dimanfaatkan sebagai satu sarana oleh siswa untuk mengisi waktu
luangnya, di saat ada jam-jam kosong atau pada saat istirahat dan selesai
mengikuti semua pelajaran. Waktu-waktu luang dapat dimanfatkan oleh siswa
dengan membaca berbagai macam tulisan yang dapat memperkaya pengetahuan dan
wawasannya.
6. Sebagai
media untuk melatih kecerdasan berpikir
Majalah
dinding dapat membangkitkan gairah siswa untuk mencari bacaan lain lewat
“umpan“ yang disajikan dalam majalah dinding. Sangat mungkin sajian-sajian
majalah/Mading itu belum sepenuhnya memenuhi selera pembacanya. Hal ini akan
menjadikan majalah/Mading dinding berperan sebagai perangsang bagi siswa untuk
mencari bahan bacaan lain yang lebih lengkap.
Kebiasaan
membaca akan menambah pengetahuan siswa dalam berbagai bidang. Semakin banyak
membaca, pengetahuan siswa akan bertambah dan secara tidak langsung akan
menjadi pendorong bertambahnya kecerdasan siswa. Dengan demikian majalah
/Mading berperan sebagai “terminal awal“ yang dapat menjembatani lahirnya
pengetahuan, ketangkasan berpikir dan terbentuknya kecerdasan.
7. Sebagai
media untuk melatih berorganisasi
Penyelenggaraan
majalah/Mading jelas merupakan kerja tim yang membutuhkan
proses perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan. Oleh sebab itu
diperlukan suatu keterampilan untuk berorganisasi sebagai satu wadah untuk
mencapai tujuan. Penyelenggaraan majalah dinding merupakan perwujudan kerja tim
atau kerja kelompok yang perlu saling mematuhi kesepakatan, aturan
yang telah ditetapkan, kedisiplinan diri dan kesungguhan bekerja.
C. Materi Isi Majalah Dinding
Materi untuk majalah dinding sekolah atau kelas isinya dapat
berupa:
1. Pengetahuan Umum, misalnya tentang biografi tokoh terkenal,
ensiklopedi,dll.
2. Masalah-masalah di sekitar kehidupan remaja atau pelajar,
misalnya masalah kenakalan remaja,masalah narkoba, masalah pacaran, masalah
pergaulan bebas, dan lain-lain.
3. Masalah-masalah yang
berhubungan dengan dunia pendidikan di sekolah berupa komentar, ulasan, usulan,
kritik dan saran, karikatur dan lain-lain.
4. Berita peristiwa,
kegiatan atau permasalahn actual yang sedang terjadi di lingkungan sekolah,
misalnya kergiatan ekskul, kegiatan PORSENI, kegiatan kesenian, perpisahan,dan
lain-lain.
5. Hiburan , misalnya cerpen, puisi, humor, anekdot, gambar
lucu/kartun, komik,dll.
D.
Pelaksanaan Pembuatan
Mading Sekolah
Setelah susunan kepengurusan atau Struktur Organisasi mading
terbentuk, maka tahapan selanjutnya yang harus dijalankan oleh tim adalah
pembuatan mading yang harus dikerjakan melalui beberapa tahapan. Agar
pelaksanan pembuatan mading ini maka hendaknya setiap personil harus disiplin
dan bertanggungjawab terhadap apa yang menjadi tugasnya.Sebelum masuk pada
pembuatan mading itu sendiri sebaiknya Tim Mading melaksanakan rapat untuk
mendiskusikan hal-hal yang penting agar diketahui dan difahami bersama oleh setiap
personil Mading. Adapun hal-hal yang perlu didiskusikan diantaranya:
1.
Waktu Terbit
Waktu terbit mading perlu menjadi bahan diskusi, hal ini karena
ada beberapa alasan salah satunya agar pelaksanaan kegiatan pembuatan mading
itu tidak mengganggu waktu belajar seperti situasi menjelang pelaksanaan ujian.
Selain itu waktu terbit mading harus diperhatikan jangan sampai mading terbit
menjelang liburan sekolah, sebab apabila mading terbit dan di pasang menjelang
libur sekolah mading itu akan sia-sia karena tidak ada yang membaca.
Waktu terbit Rutin mading pun sebaiknya diperhatikan dan
dijadwalkan sedemikian rupa sehingga mading bisa terbit secara rutin dan waktu
terbitnya juga tepat. Penerbitan mading sekolah bisa dilakukan misalnya setiap
2 minggu sekali atau setiap satu bulan sekali. Penggantian mading sebaiknya
jangan terlalu cepat ataupun terlalu lama sebab bila mading diganti terlalu
cepat barangkali belum sempet dibaca orang lain sehingga sangat sayang jika apa
yang telah dikerjakan tidak berguna. Begitupula jika penggantian mading
dilakukan terlalu lama mungkin akan menimbulkan efek bosan bagi pembaca,
sehingga mereka enggan untuk datang melihat mading.
2.
Tema
Mading yang diterbitkan
sebaiknya memiliki Tema yang berbeda-beda untuk setiap kali terbit. Hal ini
dimaksudkan agar pembaca tidak bosan dengan satu tema yang disajikan dan juga
diharapkan dapat menambah wawasan para pembaca tentang tema-tema yang
disajikan.
Pemilihan tema mading
sangat bebas bisa, misalnya mengenai remaja, IPTEK, Seputar Kegiatan Nasional
atau Internasional terkini, atau juga dapat disesuaikan dengan bulan-bulan
terbit seperti bila terbit bulan januari bisa mengulas masalah tahun baru, bila
terbit bulan April bisa mengulas masalah kepahlawanan atau semangat Juang R.A.
Kartini, dll.
3.
Rubrik
Rubrik mading merupakan topik-topik yang dapat disajikan dalam
mading. Rubrik mading bisa saja sama setiap kali terbit, atau bisa juga berubah
jika diperlukan. Jumlah dan jenis rubrik dalam mading tergantung dari
kesepakatan bersama anggota tim. Apabila rubrik sudah ditentukan maka langkah
berikutnya akan memudahkan dalam pembagian pelaksanaan tugas. Misalnya setiap
rubrik yang sudah ditentukan dibebankan kepada dua, tiga, atau lebih anggota
dan mereka bertanggungjawab untuk mengisi rubrik tersebut.
Meskipun rubrik mading dapat
berubah-ubah, namun sebaiknya ada beberapa rubrik yang dipertahankan setiap
kali terbit. Beberapa contoh rubrik yang dapat dimuat dalam mading sekolah
misalnya :
– Berita Seputar Sekolah
– Cerpen
– Puisi
– Sahabat mading
– Surat Pembaca
– Profil Siswa / Guru
– Dll.
4.
Jadwal Kerja
Dalam pelaksanan kegiatan pembuatan mading penjadwalan adalah
sesuatu yang harus dibuat apabila mading ingin bisa terbit tepat waktu dengan
hasil yang memuaskan. Penjadwalan bisa didasarkan pada tahapan-tahapan kegiatan
yang akan dilaksanakan seperti batas akhir pengumpulan materi, penyortiran
materi layak terbit atau tidak, editing, layouting, dekorasi dll. Jadwal yang
sudah ditetapkan sebaiknya dapat dilaksanakan dengan sebaik mungkin.
Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam pembuatan mading adalah sebagai berikut :
Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam pembuatan mading adalah sebagai berikut :
a.
Pengumpulan Materi
Pengumpulan materi merupakan
tugas seorang reporter. Materi yang dapat ditampilkan dalam mading dapat
berasal dari mana saja seperti :
1. Hasil Studi Pustaka
2. Hasil Survey atau pemantauan langsung di lapangan
3. Hasil Interview/Wawancara
4. Menerima Pengiriman Materi.
1. Hasil Studi Pustaka
2. Hasil Survey atau pemantauan langsung di lapangan
3. Hasil Interview/Wawancara
4. Menerima Pengiriman Materi.
Untuk mendapatkan data-data atau materi yang dibutuhkan oleh
seorang reporter, seorang reporter memerlukan persiapan baik persiapan secara
peralatan maupun persiapan mental. Peralatan-peralatan yang harus dimiliki
seorang reporter misalnya kamera, tape recorder, kertas, ballpoint, dll. Adapun
persiapan mental meliputi pelatihan kemampuan menangkap informasi, meningkatkan
rasa percaya diri, dan membekali diri dengan pemahaman tentang etika yang baik
sebagai seorang reporter seperti etika dalam berwawancara, etika ketika
memasuki lokasi peliputan berita dll.
b.
Pemilihan Materi
Materi yang diperoleh bisa saja sangat banyak atau lebih dari
cukup untuk mengisi mading atau mungkin juga materi-materi yang diperoleh
kurang layak atau kurang pantas untuk ditampilkan. Oleh karena itu selanjutnya
tim redaktur harus melakukan pemilihan materi yang bisa dimuat atau dapat
diterbitkan.
c.
. Editing
Setelah melakukan penyortiran materi maka langkah selanjutnya
adalah melakukan proses editing terhadap tulisan, gambar atau pun foto yang
akan dimuat dalam mading. Proses editing terhadap tulisan perlu dilakukan untuk
mengurangi bahkan memperbaiki kesalahan-kesalahan pengetikan atau penulisan.
Adapun editing terhadap foto atau gambar dilakukan untuk mempercantik
tampilannya.
d.
Lay Out / Pengaturan Tata Letak
Pengaturan tata letak dilakukan agar tampilan mading bisa
memberikan sajian yang menarik bagi pembaca, tidak memberikan kesan asal jadi
dan membosankan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam lay out misalnya
penempatan rubrik, penentuan ukuran kolom rubrik, penempatan lukisan/gambar/
foto dsb.
e.
Menghias mading
Setelah di layout dengan baik untuk lebih mempercantik
tampilannya sebaiknya mading diberi hiasan-hiasan baik berupa gambar atau
penambahan pernak-pernik lainnya. Setelah mading di hias maka mading
siap diterbitkan
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Majalah dinding
adalah salah satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling sederhana. Majalah
sekolah atau majalah dinding sekolah mempunyai tujuan khusus dalam
mengembangkan kemampuan minat siswa, khususnya pengembangan bahasa Indonesia. Materi
untuk majalah dinding sekolah atau kelas isinya dapat berupa: pengetahuan umum,
masalah-masalah di sekitar kehidupan remaja atau pelajar, masalah-masalah yang
berhubungan dengan dunia pendidikan, berita peristiwa, dan hiburan. Pelaksanaan pembuatan mading sekolah yang perlu
didiskusikan : waktu terbit, tema, rubric, dan jadwal kerja.
B. Saran
Didalam pembuatan makalah ini
tentunya penulis memiliki banyak kekeliruan yang mungkin tidak disadari oleh
penulis. Dari itu, diharapkan kepada seluruh pembaca, jika menemukan kekeliruan
dalam makalah yang kami buat ini, maka penulis berharap pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun, supaya penulis tidak lagi melakukan
kesalahan yang sama. Dan demi mewujudkan karya-karya ilmiah yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar