Senin, 23 November 2015

MAKALAH KO/EKSTRAKURIKULER: "MADING"


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menulis merupakan kegiatan yang hampir tidak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Terutama bagi mereka yang berhubungan dengan pekerjaan sebagai tenaga administrasi, dosen, guru, mahasiswa, siswa dan lain-lain. Damono (dalam Warastutik,1990:6) menyatakan bahwa “ seseorang yang ingin memiliki keterampilan mengarang mau tidak mau harus rajin mencari contoh yang baik. Dengan kata lain ia harus rajin membaca “. Dari pernyatan tersebut jelas bahwa kemampuan menulis dapat dipupuk dari rajin membaca dan salah satu media bacaan sekaligus media untuk menuangkan karya-karya siswa adalah majalah dinding.
 Kegiatan menulis memerlukan banyak tenaga, waktu, serta perhatian yang sungguh-sungguh dan juga menuntut keterampilan yang tidak dimiliki semua orang. Bahkan di kalangan guru-guru masih banyak yang mengalami kesulitan menulis dengan benar. Dalam kenyataannya masih sedikit sekali siswa yang dapat membuat karya tulis, baik yang digunakan dalam lingkungan sekolah sendiri maupun untuk lingkungan luar sekolah (lomba). Jika saat ini siswa tidak banyak menghasilkan karya tulis, tidak berarti mereka tidak memiliki potensi untuk menulis. Pada dasarnya banyak siswa yang memiliki potensi untuk menulis, hanya saja potensinya belum terasah karena tidak ada upaya untuk meningkatkan keterampilan mereka dan tidak ada media sebagai tempat untuk menyalurkan ide, gagasan dan kreativitasnya.,
            Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai pengertian dari majalang dinding, tujuan dari majalah dinding, materi majalah dinding dal pelaksanaannya.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari majalah dinding?
2.      Apa tujuan dari majalah dinding?
3.      Apa saja materi dari majalah dinding itu?
4.      Bagaimana pelaksanaan majalah dinding disekolah?

c. Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari majalah dinding
2.      Untuk mengetahui tujuan dari majalah dinding
3.      Untuk mengetahui materi dari majalah dinding itu
4.      Untuk mengetahui pelaksanaan majalah dinding disekolah










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Majalah Dinding (Mading)




Majalah dinding adalah salah satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling sederhana. Disebut majalah dinding karena prinsip dasar majalah terasa dominan di dalamnya, sementara itu penyajiannya biasanya dipampang pada dinding atau yang sejenisnya.
 Prinsip majalah tercermin lewat penyajiannya, baik yang berwujud tulisan, gambar, atau kombinasi dari keduanya. Dengan prinsip dasar bentuk kolom-kolom, bermacam-macam hasil karya, seperti lukisan, vinyet, teka-teki silang, karikatur, cerita bergambar, dan sejenisnya disusun secara variatif. Semua materi itu disusun secara harmonis sehingga keseluruhan perwajahan mading tampak menarik. Bentuk fisik mading biasanya berwujud lembaran tripleks, karton, atau bahan lain dengan ukuran yang beraneka ragam. Ukuran yang tergolong relatif besar adalah 120 cm x 240 cm, sedang yang lebih kecil lagi disesuaikan dengan situasi dan kondisinya.[1] Peranan majalah dinding yang tampak pokok sebagai salah satu fasilitas kegiatan siswa secara fisikal dan faktual serta memiliki sejumlah fungsi, yaitu :informatif, komunikatif, rekreatif, dan kreatif.
B.     Tujuan Majalah Dinding (Mading)
Majalah sekolah atau majalah dinding sekolah mempunyai tujuan khusus dalam mengembangkan kemampuan minat siswa, khususnya pengembangan bahasa Indonesia. Adapun tujuannya, antara lain:

1.      Sebagai media komunikasi
Majalah  dinding/majalah sekolah yang dipasang dan diterbitkan di sekolah merupakan  media komunikasi yang termurah untuk menciptakan komunikasi antar warga sekolah.  Melalui majalah dan Mading setiap warga sekolah dapat menuangkan gagasan dan idenya melalui berbagai macam ragam tulisan sehingga dapat dibaca oleh warga sekolah yang lain. Penerbitan majalah dan pemasangan majalah dinding merupakan komunikasi yang praktis  mengingat bahan dan volume tulisan dapat diatur secara elastis, disesuaikan dengan tema  dan kondisi atau keperluan yang aktual. Bila tema atau isu yang berkembang masalah lingkungan hidup, sangat mungkin majalah dinding yang ada di sekolah akan lebih banyak didominasi oleh tulisan, gambar, puisi, cerpen dan lain-lain yang berisi tentang lingkungan hidup.
Dengan adanya majalah dinding, bermacam informasi dapat disebarkan secara mudah  ke seluruh wilayah sekolah tersebut dan akan banyak hal yang semula tidak diketahui  akhirnya menjadi perbendaharaan pengetahuan, baik yang bersifat praktis maupun yang perlu perenungan.

2.      Sebagai media kreativitas
Siswa sebagai anak muda tidak pernah sepi dan kaya dengan kreativitas, termasuk aktivitas ekpresi tulis. Melalui karya tulis pada  majalah/Mading dapat memberikan manfaat ganda, yaitu (a) dari sisi penulis, majalah/Mading merupakan tempat untuk mencurahkan berbagai macam ide, beragam gagasan, pikiran, daya cipta bahkan fantasi yang mengiringi perkembangan jiwanya perlu penyaluran dan media untuk menuangkannya. Oleh sebab itu majalah/Mading merupakan wadah kreativitas bagi siswa karena didukung oleh sifatnya yang mudah dilaksanakan dengan biaya yang cukup murah, (b) dari sisi pembaca akan mendapatkan penyaluran yang berkaitan dengan keinginan, cita-cita, kecintaan, kerinduan, keprihatinan dan berbagai pikiran lain yang tidak dapat disalurkannya sendiri. Dengan membaca tulisan-tulisan teman atau orang lain, terlepaslah ia dari berbagai gejolak yang  ada dalam dirinya. Majalah/Mading dapat menjadi tuangan aspirasi diri bagi pembaca yang telah dituliskan oleh orang lain dan menjadi sarana bersama penulisnya untuk berpendapat tentang  sesuatu, berkeinginan, berkomentar, berolok-olok, mengkritik serta masih banyak lagi yang lain.

3.      Sebagai media untuk meningkatkan keterampilan menulis
Melalui  majalah/ Mading, setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melatih diri dalam membuat tulisan. Kebiasaan dan keterampilan menulis tidak terjadi dalam seketika atau secara otomatis, melainkan terjadi melalui proses pembelajaran dan latihan. Siswa yang memiliki kebiasaan dan keterampilan menulis, cenderung memiliki wawasan dan cara berpikir yang sistematis, kritis dan analitis. 

4.      Sebagai media untuk membangun kebiasaan membaca
Jika majalah dinding dikemas dengan baik, akan dapat menarik perhatian siswa untuk melihat dan membacanya sehingga majalah/Mading dapat dipakai sebagai satu media untuk meningkatkan kebiasaan membaca. Jika hal tersebut terjadi, maka majalah/Mading tidak akan pernah sepi dari siswa-siswa yang akan membacanya dan terbuka peluang bagi siswa tidak hanya sekedar untuk membaca, namun dapat menimbulkan insipirasi bagi siswa untuk menuangkan gagasan, ide dan kreativitasnya dalam  majalah/Mading. Dengan demikian siswa tidak hanya sebagai pembaca tetapi juga sebagai penulis.


5.      Sebagai pengisi waktu
Majalah/Mading dinding dapat dimanfaatkan sebagai satu sarana oleh siswa untuk mengisi waktu luangnya, di saat ada jam-jam kosong atau pada saat istirahat dan selesai mengikuti semua pelajaran. Waktu-waktu luang dapat dimanfatkan oleh siswa dengan membaca berbagai macam tulisan yang dapat memperkaya pengetahuan dan wawasannya.

6.      Sebagai media untuk melatih kecerdasan berpikir
Majalah dinding dapat membangkitkan gairah siswa untuk mencari bacaan lain lewat “umpan“ yang disajikan dalam majalah dinding. Sangat mungkin sajian-sajian majalah/Mading itu belum sepenuhnya memenuhi selera pembacanya. Hal ini akan menjadikan majalah/Mading dinding berperan sebagai perangsang bagi siswa untuk mencari bahan bacaan lain yang lebih lengkap.
Kebiasaan membaca akan menambah pengetahuan siswa dalam berbagai bidang. Semakin banyak membaca, pengetahuan siswa akan bertambah dan secara tidak langsung akan menjadi pendorong bertambahnya kecerdasan siswa. Dengan demikian majalah /Mading berperan sebagai “terminal awal“ yang dapat menjembatani lahirnya pengetahuan, ketangkasan berpikir dan terbentuknya kecerdasan.

7.      Sebagai media untuk melatih berorganisasi
Penyelenggaraan majalah/Mading jelas merupakan kerja tim yang membutuhkan proses  perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan. Oleh sebab itu diperlukan suatu keterampilan untuk berorganisasi sebagai satu wadah untuk mencapai tujuan. Penyelenggaraan majalah dinding merupakan perwujudan kerja tim atau kerja kelompok  yang perlu saling mematuhi kesepakatan, aturan yang telah ditetapkan, kedisiplinan diri dan kesungguhan bekerja.

C.    Materi Isi Majalah Dinding
Materi untuk majalah dinding sekolah atau kelas isinya dapat berupa:
1. Pengetahuan Umum, misalnya tentang biografi tokoh terkenal, ensiklopedi,dll.
2. Masalah-masalah di sekitar kehidupan remaja atau pelajar, misalnya masalah kenakalan remaja,masalah narkoba, masalah pacaran, masalah pergaulan bebas, dan lain-lain.
 3. Masalah-masalah yang berhubungan dengan dunia pendidikan di sekolah berupa komentar, ulasan, usulan, kritik dan saran, karikatur dan lain-lain.
 4. Berita peristiwa, kegiatan atau permasalahn actual yang sedang terjadi di lingkungan sekolah, misalnya kergiatan ekskul, kegiatan PORSENI, kegiatan kesenian, perpisahan,dan lain-lain.
5. Hiburan , misalnya cerpen, puisi, humor, anekdot, gambar lucu/kartun, komik,dll. 

D.    Pelaksanaan  Pembuatan Mading Sekolah
Setelah susunan kepengurusan atau Struktur Organisasi mading terbentuk, maka tahapan selanjutnya yang harus dijalankan oleh tim adalah pembuatan mading yang harus dikerjakan melalui beberapa tahapan. Agar pelaksanan pembuatan mading ini maka hendaknya setiap personil harus disiplin dan bertanggungjawab terhadap apa yang menjadi tugasnya.Sebelum masuk pada pembuatan mading itu sendiri sebaiknya Tim Mading melaksanakan rapat untuk mendiskusikan hal-hal yang penting agar diketahui dan difahami bersama oleh setiap personil Mading. Adapun hal-hal yang perlu didiskusikan diantaranya:
1.      Waktu Terbit
Waktu terbit mading perlu menjadi bahan diskusi, hal ini karena ada beberapa alasan salah satunya agar pelaksanaan kegiatan pembuatan mading itu tidak mengganggu waktu belajar seperti situasi menjelang pelaksanaan ujian. Selain itu waktu terbit mading harus diperhatikan jangan sampai mading terbit menjelang liburan sekolah, sebab apabila mading terbit dan di pasang menjelang libur sekolah mading itu akan sia-sia karena tidak ada yang membaca.
Waktu terbit Rutin mading pun sebaiknya diperhatikan dan dijadwalkan sedemikian rupa sehingga mading bisa terbit secara rutin dan waktu terbitnya juga tepat. Penerbitan mading sekolah bisa dilakukan misalnya setiap 2 minggu sekali atau setiap satu bulan sekali. Penggantian mading sebaiknya jangan terlalu cepat ataupun terlalu lama sebab bila mading diganti terlalu cepat barangkali belum sempet dibaca orang lain sehingga sangat sayang jika apa yang telah dikerjakan tidak berguna. Begitupula jika penggantian mading dilakukan terlalu lama mungkin akan menimbulkan efek bosan bagi pembaca, sehingga mereka enggan untuk datang melihat mading.
2.      Tema
  Mading yang diterbitkan sebaiknya memiliki Tema yang berbeda-beda untuk setiap kali terbit. Hal ini dimaksudkan agar pembaca tidak bosan dengan satu tema yang disajikan dan juga diharapkan dapat menambah wawasan para pembaca tentang tema-tema yang disajikan.
  Pemilihan tema mading sangat bebas bisa, misalnya mengenai remaja, IPTEK, Seputar Kegiatan Nasional atau Internasional terkini, atau juga dapat disesuaikan dengan bulan-bulan terbit seperti bila terbit bulan januari bisa mengulas masalah tahun baru, bila terbit bulan April bisa mengulas masalah kepahlawanan atau semangat Juang R.A. Kartini, dll.
3.      Rubrik
Rubrik mading merupakan topik-topik yang dapat disajikan dalam mading. Rubrik mading bisa saja sama setiap kali terbit, atau bisa juga berubah jika diperlukan. Jumlah dan jenis rubrik dalam mading tergantung dari kesepakatan bersama anggota tim. Apabila rubrik sudah ditentukan maka langkah berikutnya akan memudahkan dalam pembagian pelaksanaan tugas. Misalnya setiap rubrik yang sudah ditentukan dibebankan kepada dua, tiga, atau lebih anggota dan mereka bertanggungjawab untuk mengisi rubrik tersebut.
Meskipun rubrik mading dapat berubah-ubah, namun sebaiknya ada beberapa rubrik yang dipertahankan setiap kali terbit. Beberapa contoh rubrik yang dapat dimuat dalam mading sekolah misalnya :

– Berita Seputar Sekolah
– Cerpen
– Puisi
– Sahabat mading
– Surat Pembaca
– Profil Siswa / Guru
– Dll.
4.      Jadwal Kerja
Dalam pelaksanan kegiatan pembuatan mading penjadwalan adalah sesuatu yang harus dibuat apabila mading ingin bisa terbit tepat waktu dengan hasil yang memuaskan. Penjadwalan bisa didasarkan pada tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan seperti batas akhir pengumpulan materi, penyortiran materi layak terbit atau tidak, editing, layouting, dekorasi dll. Jadwal yang sudah ditetapkan sebaiknya dapat dilaksanakan dengan sebaik mungkin.
Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam pembuatan mading adalah sebagai berikut :
a.      Pengumpulan Materi
Pengumpulan materi merupakan tugas seorang reporter. Materi yang dapat ditampilkan dalam mading dapat berasal dari mana saja seperti :
1. Hasil Studi Pustaka
2. Hasil Survey atau pemantauan langsung di lapangan
3. Hasil Interview/Wawancara
4. Menerima Pengiriman Materi.
Untuk mendapatkan data-data atau materi yang dibutuhkan oleh seorang reporter, seorang reporter memerlukan persiapan baik persiapan secara peralatan maupun persiapan mental. Peralatan-peralatan yang harus dimiliki seorang reporter misalnya kamera, tape recorder, kertas, ballpoint, dll. Adapun persiapan mental meliputi pelatihan kemampuan menangkap informasi, meningkatkan rasa percaya diri, dan membekali diri dengan pemahaman tentang etika yang baik sebagai seorang reporter seperti etika dalam berwawancara, etika ketika memasuki lokasi peliputan berita dll.
b.      Pemilihan Materi
Materi yang diperoleh bisa saja sangat banyak atau lebih dari cukup untuk mengisi mading atau mungkin juga materi-materi yang diperoleh kurang layak atau kurang pantas untuk ditampilkan. Oleh karena itu selanjutnya tim redaktur harus melakukan pemilihan materi yang bisa dimuat atau dapat diterbitkan.
c.       . Editing
Setelah melakukan penyortiran materi maka langkah selanjutnya adalah melakukan proses editing terhadap tulisan, gambar atau pun foto yang akan dimuat dalam mading. Proses editing terhadap tulisan perlu dilakukan untuk mengurangi bahkan memperbaiki kesalahan-kesalahan pengetikan atau penulisan. Adapun editing terhadap foto atau gambar dilakukan untuk mempercantik tampilannya.
d.      Lay Out / Pengaturan Tata Letak
Pengaturan tata letak dilakukan agar tampilan mading bisa memberikan sajian yang menarik bagi pembaca, tidak memberikan kesan asal jadi dan membosankan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam lay out misalnya penempatan rubrik, penentuan ukuran kolom rubrik, penempatan lukisan/gambar/ foto dsb.
e.       Menghias mading
Setelah di layout dengan baik untuk lebih mempercantik tampilannya sebaiknya mading diberi hiasan-hiasan baik berupa gambar atau penambahan pernak-pernik lainnya. Setelah mading di hias maka mading siap diterbitkan












BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Majalah dinding adalah salah satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling sederhana. Majalah sekolah atau majalah dinding sekolah mempunyai tujuan khusus dalam mengembangkan kemampuan minat siswa, khususnya pengembangan bahasa Indonesia. Materi untuk majalah dinding sekolah atau kelas isinya dapat berupa: pengetahuan umum, masalah-masalah di sekitar kehidupan remaja atau pelajar, masalah-masalah yang berhubungan dengan dunia pendidikan, berita peristiwa, dan hiburan. Pelaksanaan  pembuatan mading sekolah yang perlu didiskusikan : waktu terbit, tema, rubric, dan jadwal kerja.

B.     Saran
Didalam pembuatan makalah ini tentunya penulis memiliki banyak kekeliruan yang mungkin tidak disadari oleh penulis. Dari itu, diharapkan kepada seluruh pembaca, jika menemukan kekeliruan dalam makalah yang kami buat ini, maka penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun, supaya penulis tidak lagi melakukan kesalahan yang sama. Dan demi mewujudkan karya-karya ilmiah yang lebih baik.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar