Senin, 23 November 2015

MAKALAH INSTRUMENTASI TES

MAKALAH INSTRUMENTASI TES

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebelum melaksanakan tes psikologis kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai prinsip-prinsip pengadministrasian tes/inventori, terutama prinsip dasarnya, hal yang perlu diperhatikan dalam pengadministrasian tes, dan tata tertib dalam pengadministrasian tes tersebut.
Jika hal tersebut sudah terlaksana dengan baik, kemungkinan pengadministrasian tes dapat berjalan dengan lanjcar dan sesuai dengan yang di inginkan baik itu bagi testi maupun bagi tester.
Pda makalah ini akan dibahas mengenai prinsip dasarnya, hal yang perlu diperhatikan dalam pengadministrasian tes, dan tata tertib dalam pengadministrasian tes.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa saja prinsip dasar dalam perimbangan untuk menentukaan tes yang akan digunakan?
2.      Hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam pengadministrasian tes?
3.      Bagaimana tata tertib pelaksanaan tes?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui prinsip dasar dalam perimbangan untuk menentukaan tes yang akan digunakan
2.      Untuk mengetahui Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengadministrasian tes
3.      Untuk mengetahui tata tertib pelaksanaan tes
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Prinsip Dasar
Dasar perimbangan awal untuk jenis tes yang digunakan adalah menentukan terlebih dahulu untuk apa tes itu digunakan, apakah digunakan untuk mengukur kepribadian, intelegensi bakat dan minat. Setelah menentukan tujuan tes maka kita dapat menentukan tes yang akan digunakan.
Misalnya: seorang guru pembimbing ingin mengetahui intelegensi siswanya, maka tes yang digunakan adalah tes intelegensi. Jadi prinsip dasar tes adalah tes yang dilakukan sesuai dengan tujuan.[1]

Cara Pengadministrasian :
1.      Tahap persiapan
a.       Menyiapkan buku tes untuk testi
b.      Menyiapkan satu lembar kertas jawaban untuk testi
c.       Menyiapkan soal yang cukup besar, sehingga dapat dilihat oleh testi
2.      Akomodasi
a.       Testi duduk secara rileks dan tidak berdekatan satu sama lainnya
b.      Selama tes berlangsung testi tidak boleh terganggu oleh tester (pengetes)
3.      Prosedur testing
a.       Testi mengisi daftar hadir yang telah disediakan
b.      Tester membagikan lembaran jawaban
c.       Testi diminta untuk mengisi data atau identitas yang tercantum dalam lembaran jawaban
d.      Memberikan instruksi pada testi untuk tidak membuka buku tes sebelum ada perintah dari tester
e.       Membagikan buku tes pada testi
f.       Tester menjelaskan cara pengisian lembar jawaban kepada testi

B.     Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengadministrasian tes
1.      Keseragaman
Hal- hal yang diperlukan dalam pengadministrasian tes ini, salah satunya keseragaman, maksudnya apakah serasi atau seragam antara tes yang dilaksanakan tersebut dengan keadaan diri atau kondisi testi yang akan dites oleh tester. Petunjuk pelaksanaan atau penafsiaran harus sama, dalam hal ini tester harus orang yang benar-benar ahli dan pelatihannya harus benar.
2.      Pengenalan tes yang digunakan
Maksudnya apakah sebelumnya melaksanakan tes seorang tester harus memberi tahu kepada testi apa tes yang akan digunakan nantinya. Apakah tes intelegensi atau tes bakat dan minat.
Pengenalan tes sangat diperlukan baik dari pihak tester maupun testi agar keduanya sama-sama mengetahui penggunaan tes yang dilakukan.
Manfaat pengenalan tes bagi:
a.       Tester adalah tester yang dapat mengetahui karakteristik masing-masing tes yang harus dipergunakan sesuai dengan yang di inginkan.
b.      Testi adalah testi dapat mengetahui untuk apa dia di tes dan apa saja  yang dituntut dalam tes.

3.      Pengaturan fisik
Apakah fisik testi sudah dipersiapkan untuk tes atau belum, sehingga dengan demikian testi mampu melaksanakan tes yang baik.

4.      Waktu
Agar dapat menentukan waktu dengan tepat dan berapa tenaga yang diperlukan, terlebih dahulu harus mengetahui jumlah individu atau testi yang akan di tes dan tenaga yang dapat melaksanakan tes, atau jika yang dilaksanakan tes individu maka waktu yang dibutuhkan antara  60-90 menit. Tester harus jeli dan disiplin dengan waktu yang telah diterapkan.[2]

5.      Pemberian petunjuk
      Sebelum melaksanakan tes, tester harus memberi atau membacakan petunjuk dari pelaksanaan tes tersebut sehingga testi mengetahuinya, yaitu:
a.       Mengisi daftar hadir
b.      Testi mengerjakan tes dalam waktu 50 menit
c.       Tester mengumpulkan buku dan lembaran jawaban dan menghitungnya
d.      Testi di izinkan meninggalkan ruangan itu
e.       Mengisi berita acara

6.      Penciptaan raport
Membentuk hubungan baik antara tester dan testi, hendaknya situasinya dibuat sesantai mungkin.


7.      Pemberian waktu
Tester harus memberikan jumlah waktu pada tester agar testi mampu mengerjakan soal tes sebaiknya sesuai dengan waktu yang diberikan.

8.      Reaksi terhadap testi
Disaat pelaksanaan tes atau saat tes berlangsung apakah reaksi yang ada pada testi, apakah disaat melaksanakan tes testi tenang atau gelisah.

9.      Penerkaan jawaban leh testi
Tester harus memperhatikan testi saat menjawab soal dari tes,  bagaimana cara testi menerka atau menebak jawaban dari tes yang tidak diketahui oleh testi.

10.  Testing bagi tes khusus
Maksudnya testi yang mendapatkan hasil nilai paling tinggi atau diatas rata-rata pada testing pertama selanjutnya testi tersebut diberikan testing khusus untuk testi tersebut.
      Pelaksanaan dipergunakan oleh individu yang bersangkutan dan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan, objektif dalam testing.

11.  Pengenalan kebutuhan atau motivasi testi
Tes yang digunakan atau dilaksanakan hendaknya telah dikenali testi, sehinggga testi mengetahui apakah tes yang di ikuti benar-benar sesuai kebutuhan dan bermanfaat.
      Tester memberikan kepada testi sesuai kebutuhan testi terhadap testing karena mampu untuk  mengungkapkan intelegensi atau kemampuan dari testi dan apa motivasi testi untuk kedepannya setalah mengetaui hasil atau skor dari tes yang telah di ikuti.


12.  Pengenalan testi oleh tester
Tester mengenal testi tersebut bukan hanya sejedar nama saja, tetapi keseluruhannya termasuk logat bahasa yang digunakan oleh testi.

C.    Tata tertib pengadministrasian tes
Dalam pengadministrasian tes, tester dengan testi mengikuti tata tertib tertentu. Tester seharusnya mengawasi testi dengan baik dalam sikap testi maupun cara testi dalam mengisi tes. Tester memulainya dengan merencanakan, menetapkan, sampai mengolah hasil yang kemudian akhirnya nanti  hasil tersebut dikomunikasikan pada testi dengan aturan yang telah ditetapkan.[3]

Tata tertib pengadministrasian tes:
1.      Testi mengisi daftar hadir yang disediakan
2.      Tester membagikan lembaran jawaban
3.      Testi diminta untuk mengisi nama serta identitas yang tercantum dalam lembar jawaban
4.      Memberikan instruksi untuk tidak membuku buku tes sebelum ada perintah
5.      Membagikan buku tes
6.      Menjelaskan tujuan tes
7.      Memberikan kesempatan bertanya kepada testi kalau belum paham
8.      Semua tes harus dijawab oleh testi
9.      Setelah testi selesai melaksanakan tes, tester mengumpulkan lembaran jawaban dan menghitungnya
10.  Testi meninggalkan ruangan
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dasar perimbangan awal untuk jenis tes yang digunakan adalah menentukan terlebih dahulu untuk apa tes itu digunakan, apakah digunakan untuk mengukur kepribadian, intelegensi bakat dan minat. Setelah menentukan tujuan tes maka kita dapat menentukan tes yang akan digunakan.
Dalam pengadministrasian tes, tester dengan testi mengikuti tata tertib tertentu. Tester seharusnya mengawasi testi dengan baik dalam sikap testi maupun cara testi dalam mengisi tes. Tester memulainya dengan merencanakan, menetapkan, sampai mengolah hasil yang kemudian akhirnya nanti  hasil tersebut dikomunikasikan pada testi dengan aturan yang telah ditetapkan.

B.     Saran
Didalam pembuatan makalah ini tentunya penulis memiliki banyak kekeliruan yang mungkin tidak disadari oleh penulis. Dari itu, diharapkan kepada seluruh pembaca, jika menemukan kekeliruan dalam makalah yang kami buat ini, maka penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun, supaya penulis tidak lagi melakukan kesalahan yang sama. Dan demi mewujudkan karya-karya ilmiah yang lebih baik.





[1] Djumhur dan Muhammad Sury. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV Ilmu
[2] Raka Joni. 1975. Perencanaan Penyusunan Tes dalam Pengukuran  dan Penelitian Pendidikan. Malang Bank Evaluasi IKIP Malang
[3] Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Rineka Cipta

SHALAT SUNNAH TARAWIH, TAHAJUD DAN DHUHA

MAKALAH BIMBINGAN DAN PRAKTEK IBADAH: SHALAT SUNNAH
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kita sebagai umat muslim diwajibkan mendirikan sholat, karena sholat itu tiang agama. Sholat itu merupakan penopang yang akan menentukan berdiri atau tidaknya agama dalam diri masing – masing umat muslim.

Sholat itu sendiri terbagi menjadi dua macam, yang pertama sholat wajib yakni sholat yang diwajibkan bagi setiap muslim untuk mendirikannya. Yang kedua sholat sunnah yakni sholat yang hukumnya sunnah. Sholat sunnah pun dibagi menjadi dua macam yakni sholat sunnah mu'akat dan ghairu mu'akad. Mu'akad artinya dianjurkan, jadi sholat sunnah itu ada yang dianjurkan untuk ummat muslim melaksanakannya, ada juga sholat sunnah yang tidak dianjurkan melaksanakannya, tapi sebagaimana hukumnya sunnah bila dikerjakan berpahala ditinggalkan tidak apa-apa. Walau demikian kita sebagai ummat muslim tentu ingin meningkat amalan ibadah dan ketakwaan kita. 
Dengan semakin banyak kita mengerjakan sholat sunnah tanpa melihat itu dianjurkan atau tidaknya akan menambah amalan kita di hadapan Allah Subhana Wata’ala. Dan disini pemakalah ingin membahas mengenai shalat sunnah dhuha, shalat sunnah tarawih dan shalat sunnah tahajud beserta keutamaannya.

           
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari shalat sunnah?
2.      Apa saja yang diketahui mengenai shalat sunnah tahajud, dhuha dan tarawih beserta keutamaannya?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari shalat sunnah
2.      Untuk mengetahui  mengenai shalat sunnah tahajud, dhuha dan tarawih serta keutamaannya


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN SHALAT SUNNAH

Shalat sunnah atau yang disebut juga dengan shalat nawafil merupakan sholat yang dianjurkan untuk dikerjakan, namun hukumnya tidak wajib. Jadi apabila seseorang mengerjakan sholat sunah maka ia akan mendapatan pahala, jika tidak dikerjakan pun ia juga tidak mendapatkan dosa, namun sangat sayang jika tidak dikerjakan karena kita tidak mendapatkan pahala. Berdasarkan hukumnya, sholat sunah ada dua macam yaitu sholat sunah muakadah dan shalat sunah ghairu mu’akadah. [1]
Shalat sunah muakadah merupakan sholat yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan (hampir mendekati sholat wajib), yang termasuk shalat sunah muakad adalah shalat hari raya idhul fitri, sholat hari raya idhul adha, shala sunnah witir, dan shalat sunah thawaf, Sedangkan Shalat sunah ghairu mu’akad merupakan shalat yang dianjurkan untuk dilakukan tapi tidak mendekati wajib, seperti shalat sunnah rawatib dan lain-lain.






B.     SHALAT SUNNAH TAHAJUD,DHUHA DAN TARAWIH BESERTA KEUTAMAANNYA

1.      Pengertian Shalat Sunnah Tahajud
Sholat Tahajud adalah dimulai setelah Sholat Isya’ sampai sebelum masuknya waktu Sholat Subuh, Hal yang membedakan antara Sholat Tahajud dengan sholat malam lainnya adalah sholat tahajud harus dikerjakan setelah bangun tidur.[2]
2.      Waktu Sholat Tahajud
a. Sepertiga malam, yaitu kira-kira dari jam 19.00 sampai dengan jam 22.00, ini saat utama
b. Sepertiga malam kedua kira-kira mulai dari jam 22.00 sampai dengan 01.00, ini saat yang lebih utama
c. Sepertiga malam ketiga/terakhir mulai dari jam 01.00 sampai dengan masuk  waktu Subuh, ini adalah saat yang paling utama[3]
3.      Adapun cara untuk melakukan Sholat Tahajud adalah sebagai berikut:
a.        Membaca Niat Sholat Tahajud
b.       Untuk tata caranya/gerakannya sama halnya dengan sholat fardhu ataupun Sholat Sunnah lainnya.
c.       Setelah selesai melakukan Sholat Tahajud bisa ditutup dengan Sholat Sunnah Witir

4.      Keutamaan dan Manfaat Sholat Tahajud[4]

a.       Orang yang melaksanakan ibadah sunnah Sholat Tahajud akan diangkat derajatnya oleh Allah Azza wa Jala ke tempat yang terpuji,
b.      Memudahkan serta mempercepat tercapainya hajad atau keinginan serta mampu memberikan rasa aman.
c.       Meningkatkan aura kecantikan/ketampanan sebagaimana dengan sabda Rasulullah SAW : “Barang siapa yang banyak melakukan sholat malam, maka wajahnya akan terlihat tampan atau cantik di siang harinya.” (HR Ibnu Majah).
d.      Mendapatkan kebaikan dan rahmat dari Allah serta dijanjikan Surga-Nya,
e.       Sebagai penghapus kejelekan dan pencegah dosa serta menjadi penangkal penyakit (menjaga kesehatan).
f.       Sholat Tahajud yang lain seperti halnya dengan menghindarkan dari kesepian di alam kubur, setiap perkataan yang kita ucapkan mengandung arti serta akan dituruti oleh orang lain (berwibawa), mengharumkan bau tubuh, diperhatikan dan dicintai oleh orang-orang yang mengenal kita, akan dipelihara oleh Allah dari segala marabahaya, kesenangan dan keselamatan di dunia-akhirat, wajahnya memancarkan cahaya, dibangkitkan dari kubur dengan wajah bercahaya, dimudahkan hisabnya, diberikan kitab amalnya ditangan kanan, serta berjalan di atas jembatan (shiratal mustaqim) bagaikan kilat, menjaminkan untuknya kebutuhan hidup, serta menjadi calon penghuni surga (Subhanallah).


1.      Pengertian Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan seorang muslim ketika masuk waktu duha.Apakah waktu duha itu?Waktu dhuha adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya ( kira kira pukul 7 pagi ) hingga waktu dzhuhur.jumlah rakaat shalat duha minimal 2 rakaat dan maksimal adalah 12 rakaat.Dilakukan dalam satuan 2 rakaat sekali salam. [5]

2.      Tata Cara Melakukan Shalat Dhuha
 Cara melakukan shalat Dhuha hampir sama dengan cara melakukan shalat sunah pada umum nya pertama tama di awali dengan membaca niat sebagai berikut :
a.       Niat Shalat Dhuha
أصلي سنة الضحى ركعتين لله تعالى
 (Aku niat shalat dhuha 2 rakaat karena ALLAH SWT)
b.      dilanjutkan dengan membaca doa iftitah.
c.       Dilanjutkan dengan membaca surat Al fatihah. Pada rakaat pertama hendak nya membaca surat asy-syam.(pada rakaat kedua hendak nya membaca surat al-lail). rukuK dan membaca tasbih sebanyak 3 kali. iltidal dan membaca bacaan nya. sujud pertama dan membaca tasbih 3 kali. duduk diantara dua sujud dan membaca bacaan nya. sujud kedua dan membaca tasbih 3 kali. Pada rakaat kedua cara nya sama seperti pada rakaat pertama(hanya beda bacaan surat nya saja setelah membaca alfatihah).lalu setelah sampai ke tahap tasyahhud akhir,dan setelah selesai maka mngucapkan salam 2 kali ke kiri dan ke kanan.


3.       Manfaat Shalat Dhuha
 Shalat Dhuha memiliki beberapa manfaat untuk seorang muslim yang mengerjakan nya,antara lain adalah sebagai berikut,manfaat manfaat dari shalat dhuha Manfaat atau faedah salat duha yang dapat diperoleh dan dirasakan oleh orang yang melaksanakan salat duha adalah
a.       Dapat melapangkan dada dalam segala hal terutama dalam hal rizki, sebab banyak orang yang terlibat dalam hal ini.
b.      Dr. Ebrahim Kazim -seorang dokter, peneliti, serta direktur dari Trinidad Islamic Academy-menyatakan bahwa gerakan teratur dari shalat menguatkan otot berserta tendonnya, sendi serta berefek luar biasa terhadap sistem kardiovaskular. Terlebih lagi shalat Dhuha tidak hanya berguna untuk mempersiapkan diri menghadapi hari dengan rangkaian gerakan teraturnya, tapi juga menangkal stress yang mungkin timbul dalam kegiatan sehari-hari, sesuai dengan keterangan dr. Ebrahim Kazim tentang shalat, "Ada ketegangan yang lenyap karena tubuh secara fisiologis mengelurakan zat-zat seperti enkefalin dan endorfin. Zat ini sejenis morfin, termasuk opiat. Efek keduanya juga tidak berbeda dengan opiate lainnya. Bedanya, zat ini alami, diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga lebih bermanfaat dan terkontrol.

4.      Hadist-hadist yang menerangkan tentang shalat dhuha Hadis Rasulullah SAW terkait shalat dhuha antara lain :
·         “Barang siapa salat Duha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga” (H.R. Tirmiji dan Abu Majah)
·         "Siapapun yang melaksanakan salat duha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan." (H.R Tirmidzi)
·         "Dari Ummu Hani bahwa Rasulullah SAW salat dhuha 8 rakaat dan bersalam tiap dua rakaat." (HR Abu Daud) "Dari Zaid bin Arqam ra. Berkata,"Nabi SAW keluar ke penduduk Quba dan mereka sedang salat dhuha. Ia bersabda,?Salat awwabin (duha‘) berakhir hingga panas menyengat (tengah hari)." (HR Ahmad Muslim dan Tirmidzi)
·          "Rasulullah bersabda di dalam Hadis Qudsi, Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat salat duha, karena dengan salat tersebut, Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (HR Hakim & Thabrani)
·         "“Barangsiapa yang masih berdiam diri di masjid atau tempat salatnya setelah salat shubuh karena melakukan iktikaf, berzikir, dan melakukan dua rakaat salat dhuha disertai tidak berkata sesuatu kecuali kebaikan, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun banyaknya melebihi buih di lautan.” (HR Abu Daud)
·         "Dari Abi Zar r.a. dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Setiap pagi ada kewajiban untuk bersedekah untuk tiap-tiap persendian (ruas). Tiap-tiap tasbih adalah sedekah, riap-tiap tahlil adalah sedekah, tiap-tiap takbir adalah sedekah, dan menganjurkan kebaikan serta mencegah kemungkaran itu sedekah. Cukuplah menggantikan semua itu dengan dua raka'at salat Dhuha.” (HR Muslim)[6]



1.      Pengertian Shalat Tarawih
Shalat Tarawih adalah shalat sunah yang khusus dilaksanakan hanya pada malam-malam bulan Ramadhan.[7]
Shalat tarawih hukumnya sunnah muakkad, boleh dikerjkan sendiri atau berjama’ah.[8]
2.      Hukum Shalat Tarawih
Shalat Tarawih hukumnya sunah muakkadah (sunah yang sangat dianjurkan) bagi setiap laki-laki dan wanita yang dilaksanakan pada tiap malam bulan Ramadhan.

3.      Keutamaan Shalat Tarawih
a.       Akan mendapatkan ampunan dosa yang telah lalu.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه         
Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).
Yang dimaksud qiyam Ramadhan adalah shalat tarawih sebagaimana yang dituturkan oleh An Nawawi. Yang dimaksud “pengampunan dosa” dalam hadits ini adalah bisa mencakup dosa besar dan namun An Nawawi mengatakan bahwa yang dimaksudkan pengampunan dosa di sini adalah khusus untuk dosa kecil.
b.      Shalat tarawih bersama imam seperti shalat semalam penuh. Hal ini sekaligus merupakan anjuran agar kaum muslimin mengerjakan shalat tarawih secara berjama’ah dan mengikuti imam hingga selesai.
c.       Shalat tarawih adalah seutama-utamanya shalat.  Ulama-ulama Hanabilah (madzhab Hambali) mengatakan bahwa seutama-utamanya shalat sunnah adalah shalat yang dianjurkan dilakukan secara berjama’ah. Karena shalat seperti ini hampir serupa dengan shalat fardhu. Kemudian shalat yang lebih utama lagi adalah shalat rawatib (shalat yang mengiringi shalat fardhu, sebelum atau sesudahnya). Shalat yang paling ditekankan dilakukan secara berjama’ah adalah shalat kusuf (shalat gerhana) kemudian shalat tarawih.[9]






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Shalat sunnah atau yang disebut juga dengan shalat nawafil merupakan sholat yang dianjurkan untuk dikerjakan, namun hukumnya tidak wajib.
Sholat Tahajud adalah dimulai setelah Sholat Isya’ sampai sebelum masuknya waktu Sholat Subuh, Hal yang membedakan antara Sholat Tahajud dengan sholat malam lainnya adalah sholat tahajud harus dikerjakan setelah bangun tidur. Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan seorang muslim ketika masuk waktu duha. Sedangkan Shalat Tarawih adalah shalat sunah yang khusus dilaksanakan hanya pada malam-malam bulan Ramadhan.

B.     Saran
Didalam pembuatan makalah ini tentunya penulis memiliki banyak kekeliruan yang mungkin tidak disadari oleh penulis. Dari itu, diharapkan kepada seluruh pembaca, jika menemukan kekeliruan dalam makalah yang kami buat ini, maka penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun, supaya penulis tidak lagi melakukan kesalahan yang sama. Dan demi mewujudkan karya-karya ilmiah yang lebih baik.





[2] http://carajuki.com/panduan-sholat-tahajud-lengkap-dengan-niat-cara-dan-doa/

[3] M.Rifa’I, 2011. Risalah Tuntutan Shalat Lengkap. Semarang: PT.Karya Toha Putra, hlm 89
[4]  http://carajuki.com/panduan-sholat-tahajud-lengkap-dengan-niat-cara-dan-doa/


[8] M.Rifa’I, 2011. Risalah Tuntutan Shalat Lengkap. Semarang: PT.Karya Toha Putra, hlm 106